Perhutani ubah cara jual kayu

...
Perhutani akan tebang pohon diameter 100 cm
Ditulis Oleh Endot Brilliantono
Selasa, 13 Januari 2009

SEMARANG: Perum Perhutani Unit I Jateng pada 2009 akan membongkar harta karunnya yang bernilai belasan miliar rupiah berupa ribuan pohon jati berdiameter 60 cm hingga lebih dari 100 cm.

Kepala Seksi Analisa & Evaluasi Pemasaran, Perhutani Jateng, Mustopo mengatakan saat ini paling tidak pihaknya memiliki 3.679 pohon jati berdiameter di atas 60 cm yang batangnya lurus dan panjang-panjang."Rata-rata harga per pohon bisa mencapai Rp120 juta," katanya kepada Bisnis kemarin.



Jika pohon sebanyak itu ditebang, katanya, Perum Perhutani Jateng pada tahun ini akan memperoleh tambahan penghasilan sedikitnya Rp441,4 miliar. Namun, tahun ini pihaknya memprioritaskan penebangan pohon jati berdiameter lebih dari 100 cm yang jumlahnya mencapai 44 pohon.

Dari pengalaman sebelumnya Perhutani pernah menjual pohon jati berdiameter di atas 100 cm sepanjang 10 meter di hutan Wono Gadung dengan harga Rp641 juta pada tahun lalu.

Sebelumnya, saat Perhutani masih dipimpin oleh Direktur Utama Transtoto Handadari, berhasil menjual sebatang pohon jati seharga Rp1 miliar.

Tahun ini, Perhutani Jateng ingin mengulang sukses penjualan spektakuler itu, yaitu 1 batang pohon bernilai ratusan jiuta bahkan miliaran rupiah. "Tapi itu bukan hal yang mustahil, karena kami akan menjual pohon yang berbatang lurus dan panjang seperti pensil," kata Mustopo.

Dia menjelaskan saat ini tren yang berkembang adalah meningkatnya minat komsumen membeli kayu untuk investasi masa mendatang. Setiap tahun bisa dipastikan harga kayu naik, karena itu banyak pedagang yang membeli untuk dijual ketika harga membaik.
Sistem penjualan:
Mustopo didampingi Kepala Seksi Humas & Informasi, Dadang Ishardianto, juga mengatakan tahun ini pihaknya akan memberlukakan sistem penjualan kayu baru untuk memperoleh harga yang lebih baik dari sebelumnya. "Kita tidak lagi jual kayu batangan melainkan per pohon," katanya.

Harga jual kayu kalau dihitung per pohon bisa lebih tinggi karena banyak peminat yang berani membeli dengan harga lebih baik.

Dia membandingkan penjualan sebelumnya yang per batang ukuran 150 cm rata-rata harga per meter kubiknya Rp4,1 juta, tapi kayu sepanjang 1400 cm bisa Rp7,3 juta per m3.

Hasil simulasi yang dilakukan di Hutan Wono Gadung Cepu, per batang ukuran panjang 1400 bisa laku dengan harga Rp319,6 juta. Sementara kalau dijual dengan dipotong pendek hanya laku sekitar Rp10 juta.

Perbendaan inilah yang mendorong manajemen Perhutani Jateng melakukan pola penjualan baru, yaitu jual per pohon. Selain memperoleh harga yang bagus, Perhutani tidak dibebani biaya penebangan, pengangkutan dan sebagainya.

Sebelumnya pengelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang kehutanan ini menyatakan pihaknya tidak terimbas oleh krisis global. Industri kayu olahan di dunia dan dalam negeri masih membutuhkan pasokan kayu untuk bahan baku.

Untuk ekspor kayu pihaknya memanfaatkan negeri China sebagai perantaranya."Kita ekspor kayu olahan melalui China. Dari sana masuk ke berbagai negara lain," katanya.

Mustopo mengatakan pihaknya terpaksa menggandeng China untuk bisa menembus pasar Amerika, Eropa dan negara lain di dunia karena China sudah punya link yang kuat di negara tujuan pemasaran itu."Jadi kita manfaatkan," kata


Oleh Endot Brilliantono
Bisnis Indonesia

Anda dapat mengaksesnya di URL berikut:
http://www.perumperhutani.com/index.php?option=com_content&task=view&id=690&Itemid=1



No comments:

Post a Comment