Belalang kayu yang nikmat

...
Beberapa hari yang lalu aku pulang kekampung halaman si sebuah kampung di tengah hutan di kabupaten blora. waktu itu aku berangkat dari jogja sekitar pukul 7 pagi dengan memakai kendaraan motor biru putihku. jarak jogja kerumah mungkin sekitar 200 kiloan, jadi dengan perjalanan berkecepatan 60-70 km/jam aku nyampai rumah sekitar pukul 11an siang. Dengan istirahat sebentar dengan mandi dan Dhuhur kemudian aku coba merebahkan diri buat tidur sejenak, asyik kali ya capek trus tidur. Belum sempet aku memejamkan mata, datang sodaraku tiba-tiba trus mengajakku buat mencari belalang kayu. Pertama aku agaknya males tapi setelah sodaraku bilang kalo belalangnya banyak akupun muiai tertarik dengan tawarannya. "Ya dah kamu buat dulu tapleknya, aku tak makan dulu bentar."

"Taplek adalah pemukul kayu yang digunakan untuk menangkap belalang. Biasanya taplek dibikin dari bambu berukuran lebar sekitar 2 cm dan panjang antara 60-80 cm dengan ujungnya dibelah-belah serta dianyam. Taplek digunakan untuk memukul balalang yang sedang terbang dan kita kejar serta pukul memakaii ujung yang dianyam."

Setelah aku makan kemudian aku berangkat ketempat yang aku tuju yaitu berada di desa sebelah. Aku berangkat dengan sodara sepupuku dan 2 orang pamanku, jadinya kami berempat seperti pasukan penangkap belalang. Tempat yang aku tuju sekitar 3 km dari rumahku, tempat itu memang dari dulu merupakan langganan serangan belalang kayu. Sejak aku masih SD sampai sekarangpun tempat tersebut masih nyaman buat berkumpulnya para belalang kayu. Hutan di tempat kami merupakan hutan kayu jati yang banyak yang sudah berumur puluhan tahun atau baru bebebrapa tahun ditanam. Belalang kayu merupakan salah satu hama rutin yang selalu menyerang tanaman jati baik yang masih kecil atau yang sudah berumur tua.

Setelah aku nyampai ditempat tujuan kami kemudian memarkirkan motor dibawah pohon jati dan langsung menuju tempat perburuan. Perburuan pertama kami harus menyeberang sungai terlebih dahulu menuju ke perkumpulan hatn jati yang umurnya sekitar 15-30 tahunan. Tempat tersebut merupakan langganan bagi para belalang untuk melangsungkan hidupnya, setelah kami berjalan menyebar membuat barisan yang sejajar sambil memukul-mukul batang tanaman yang kami lewati akhirnya satu ekor belalang terbang dan disusul belalang-belalang lainnya mulai mengikuti. Kamipun mulai berlari kesana-kemari tercerai berai mengikuti kemana arah belalang berlari. Sambil mengayun-ayunkan taplek yang kami gunakan, tanpa terasa kami sudah mengacaukan barisan yang pada awalnya kami buat agar nantinya tidak saling berjauhan. setelah begitu tergiur dengan perburuan belalang akhirnya aku kehilangan sodar-sodaraku yang entah kemana melabuhkan perburuannya.

Sambil berlari-lari aku berteriak-teriak memanggil sodaraku yang ntah kemana, akhirnya mereka menyahut teriakanku dan akamipun mulai berdekatan kembali untuk membuat barisan perburuan belalang. Sebenarnya itu merupakan salah satu cara agar kita tidak tersesat ditengah keasyikan kita mengejar-ngejar serangga tersebut. Hutan ditempat tersebut mempunyai kenampakan yang sama sehingga bila kita tidak begitu jeli dan cermat kemungkinan besar kita akan tersesat.
Langkah-langkah mencari belalang kayu; kita harus jalan sambil memukul-mukul dahan yang ada karena belalang akan terbang sehingga kita dapat mengejarnya. Tetapi terkadang bila kita beruntung kita akan menemukan belalang yang sedang bertelur diatas tanah sehingga kita tinggal menangkapnya tanpa susah mengejarnya. Itupun kalo kita bisa ngliatnya sebelum dia kabur karena belalang mempunyai warna tubuh yang mirip dengan warna tanah atau lingkungan sekitarnya yang kebanyakan dahan-dahan kering. Belalang biasanya bertelur dengan meletakkan telurnya didalam tanah dengan membenamkan perut atau abdomennya kedalam tanah sementara kepala dan thoraknya berada diatas tanah.

Setelah hampir seluruh tenaga habis terkuras dan wadah belalang yang aku bawa penuh, kamipun memutuskan pulang. Aku memakai botol bekas minuman mineral sebagai wadah belalang, sedang yang lain memakai wadah dari daun jati yang sering kita sebut dengan kroso. Kroso dibuat dengan melipatkan 2 helai daun jati sehingga bentuknya menjadi kerucut dengan lubangnya berada diatas. kroso mempunyai 2 bentuk yaitu panjang dan pendek, sedangkan yang biasa dipakai untuk mencari belalang adalah yang panjang sedangkan yang pendek biasanya dipakai saat kita sedang mencari ulat jati. hal ini karena biasanya belalang saat kita tangkap dan letakkan kedalam wadah masih berusaha buat kabur, jadi perlu wadah yang agak panjang.

Sampai dirumah belalang hasil tangkapanku kemudian aku hitung, eh ternyata berjumlah 60 ekor dan menurutku itu bukan tangkapan yang buruk dari sisa tenagaku yang hampir terkuras. walau setelah kami bendingkan dari sodara-sodaraku ternyata hasil perburuanku adalah yang paling sedikit. Belalang kemudian kami buang sayap dan kotorannya atau yang sering kami sebut dengan dibetheti. karena hasil tangkapanku yang cuman sedikit makanya ibuku memutuskan buat menggoreng tuh belalang trus kemudian dicampur atau diuleg bersamaan dengan sambal, biar cukup buat semua anggota keluarga. Saat itu ibu membuat sambal dengan cabai rawit dan gak pakai digoreng dulu atau sambal osek . Dan setelah malam hari kami makan bersama heeem so pasti rasanya mantap deh dan semua tenaga seharian terbayar sudah.

Menurutku walau belalang merupakan makanan sederhana dan mungkin bagi sebagian orang menganggap satu hal yang gak wajar atau bahkan menjijikan tapi buatku dan mungkin buat orang kebanyakan ditempatku, belalang merupakan makanan yang istimewa dan merupakan salah satu anugerah Tuhan yang luar biasa.

No comments:

Post a Comment